Bernyanyi Memuji Tuhan

Bernyanyi Memuji Tuhan
Geralda Vania Panjaitan - Gearin Tabitha Panjaitan - Timothy Martin Lumbantoruan (2GT)

Jumat, 16 Agustus 2013

Aceh Impor Lagi Mobil Eks Singapura

BANDA ACEH - PT Keunekai Lestari Sabang telah memulai kembali aktivitas impor barang melalui Pelabuhan Malahayati, Krueng Raya Aceh Besar. Barang impor yang dipasoknya, Senin (12/8) kemarin adalah 28 unit mobil bekas tipe Jeep 3.000 CC dan 15 unit sepeda motor gede (moge) 500 CC.
“Aktivitas impor barang modal itu mendapat perhatian yang luas dari masyarakat sekitar pelabuhan karena sudah lama di Pelabuhan Malahayati tidak ada lagi bongkar muat barang impor dari luar negeri,” kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Aceh, Safwan, Senin (12/8) usai meninjau penurunan barang impor milik PT Kenekai Lestari Sabang di Pelabuhan Malahayati.

PT Kenekai Lestari Sabang mengimpor mobil bekas tipe Jeep 3.000 CC dan 15 unit sepeda motor gede (moge) 500 CC setelah Menteri Perdagangan memberikan kuota impor kenderaan bekas beberapa waktu lalu.
“Kuota mobil bekas dan sepeda motor itu diberikan Menteri Perdagangan kepada PT Kenekai Lestari Sabang atas permohonan perusahaan tersebut untuk kebutuhan kenderaan bagi lembaga tertentu, di antaranya DPRA dan DPRK,” katanya.
Menurut Safwan, jenis kenderaan yang diberikan tidak diproduksi di dalam negeri sehingga kalaupun masuk ke Aceh tidak akan mengganggu produksi mobil nasional maupun sepeda motor nasional dan jumlahnya juga terbatas.
Setelah 28 unit mobil bekas dan 15 sepeda motor yang diturunkan kemarin, Safwan juga mengatakan masih ada puluhan unit lagi mobil truk CC besar yang masuk ke Aceh dari Singapura yang akan masuk sekitar tanggal 20-30 Agustus mendatang.

Menteri Perindustrian dan Menteri Perdagangan memberikan kuota impor truk bekas bukan baru untuk Aceh untuk membantu percepatan pengadaan mobil angkutan barang skala besar yang dibutuhkan daerah ini untuk percepatan pengangkutan berbagai jenis barang industri yang akan dijual ke luar negeri. “Misalnya, untuk mengangkut semen, sawit, CPO, karet, pinang, pupuk dolomit dan lainnya,” ujar Safwan.
Sementara itu, GM PT Pelindo, Pelabuhan Malahayati, Krueng Raya, Aceh Besar, Wayan mengatakan, untuk meningkatkan aktivitas bongkar muat barang impor dan ekspor di Pelabuhan Malahayati, Krueng Raya pihaknya bersama Pemerintah Aceh telah melakukan kerjasama dengan sebuah perusahaan pelayaran dari Surabaya.
Kerjasama tersebut, menurutnya, telah dimulai bulan lalu dengan mengangkut berbagai kebutuhan pokok seperti tepung terigu dan lainnya langsung dari Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta ke Pelabuhan Malahayati, Keruang Raya, Aceh Besar.
Kerjasama pelayaran langsung dari Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta ke Pelabuhan Malahayati, Krueng Raya Aceh Besar ini, kata Wayan, untuk menghidupkan transportasi laut dari Aceh ke Pulau Jawa. Kerjasama PT Pelindo, Pemerintah Aceh dengan Perusahaan Pelayaran dari Surabaya itu telah mendapat respons positif dari perusahaan asing yang beroperasi di Aceh, di antaranya dari Lafarge, sebuah produsen semen di Lhoknga, Aceh Besar.

Bahkan menurut Wayan, produsen semen it, meminta dua kali dalam sebulan bisa mengirim produksi semen ke pulau Jawa dengan jumlah sekitar 100.000 sak. “Mereka minta order 100 kontainer untuk mengangkut semen ke pulau Jawa. Permintaan ini, telah kita penuhi, dan sekitar 50 kontainer telah tersedia di Pelabuhan Malahayati, tinggal 50 kontainer lagi,” katanya.

PT Pelindo berharap pengusaha Aceh di Jawa mau menggunakan fasilitas pengangkutan barang langsung via laut dari Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta ke Pelabuhan Malahayati, Krueng Raya Aceh Besar. “Pengusaha yang membutuhkan fasilitas itu, bisa mendatangi Kantor PT Pelindo, di Pelabuhan Malahayati, Krueng Raya Aceh Besar,” ujarnya.(her)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar