BANDA ACEH - PT Keunekai Lestari Sabang telah memulai kembali
aktivitas impor barang melalui Pelabuhan Malahayati, Krueng Raya Aceh
Besar. Barang impor yang dipasoknya, Senin (12/8) kemarin adalah 28 unit
mobil bekas tipe Jeep 3.000 CC dan 15 unit sepeda motor gede (moge) 500
CC.
“Aktivitas impor barang modal itu mendapat perhatian yang
luas dari masyarakat sekitar pelabuhan karena sudah lama di Pelabuhan
Malahayati tidak ada lagi bongkar muat barang impor dari luar negeri,”
kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Aceh, Safwan, Senin
(12/8) usai meninjau penurunan barang impor milik PT Kenekai Lestari
Sabang di Pelabuhan Malahayati.
PT Kenekai Lestari Sabang
mengimpor mobil bekas tipe Jeep 3.000 CC dan 15 unit sepeda motor gede
(moge) 500 CC setelah Menteri Perdagangan memberikan kuota impor
kenderaan bekas beberapa waktu lalu.
“Kuota mobil bekas dan
sepeda motor itu diberikan Menteri Perdagangan kepada PT Kenekai Lestari
Sabang atas permohonan perusahaan tersebut untuk kebutuhan kenderaan
bagi lembaga tertentu, di antaranya DPRA dan DPRK,” katanya.
Menurut
Safwan, jenis kenderaan yang diberikan tidak diproduksi di dalam negeri
sehingga kalaupun masuk ke Aceh tidak akan mengganggu produksi mobil
nasional maupun sepeda motor nasional dan jumlahnya juga terbatas.
Setelah
28 unit mobil bekas dan 15 sepeda motor yang diturunkan kemarin, Safwan
juga mengatakan masih ada puluhan unit lagi mobil truk CC besar yang
masuk ke Aceh dari Singapura yang akan masuk sekitar tanggal 20-30
Agustus mendatang.
Menteri Perindustrian dan Menteri Perdagangan
memberikan kuota impor truk bekas bukan baru untuk Aceh untuk membantu
percepatan pengadaan mobil angkutan barang skala besar yang dibutuhkan
daerah ini untuk percepatan pengangkutan berbagai jenis barang industri
yang akan dijual ke luar negeri. “Misalnya, untuk mengangkut semen,
sawit, CPO, karet, pinang, pupuk dolomit dan lainnya,” ujar Safwan.
Sementara
itu, GM PT Pelindo, Pelabuhan Malahayati, Krueng Raya, Aceh Besar,
Wayan mengatakan, untuk meningkatkan aktivitas bongkar muat barang impor
dan ekspor di Pelabuhan Malahayati, Krueng Raya pihaknya bersama
Pemerintah Aceh telah melakukan kerjasama dengan sebuah perusahaan
pelayaran dari Surabaya.
Kerjasama tersebut, menurutnya, telah
dimulai bulan lalu dengan mengangkut berbagai kebutuhan pokok seperti
tepung terigu dan lainnya langsung dari Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta
ke Pelabuhan Malahayati, Keruang Raya, Aceh Besar.
Kerjasama
pelayaran langsung dari Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta ke Pelabuhan
Malahayati, Krueng Raya Aceh Besar ini, kata Wayan, untuk menghidupkan
transportasi laut dari Aceh ke Pulau Jawa. Kerjasama PT Pelindo,
Pemerintah Aceh dengan Perusahaan Pelayaran dari Surabaya itu telah
mendapat respons positif dari perusahaan asing yang beroperasi di Aceh,
di antaranya dari Lafarge, sebuah produsen semen di Lhoknga, Aceh Besar.
Bahkan
menurut Wayan, produsen semen it, meminta dua kali dalam sebulan bisa
mengirim produksi semen ke pulau Jawa dengan jumlah sekitar 100.000 sak.
“Mereka minta order 100 kontainer untuk mengangkut semen ke pulau Jawa.
Permintaan ini, telah kita penuhi, dan sekitar 50 kontainer telah
tersedia di Pelabuhan Malahayati, tinggal 50 kontainer lagi,” katanya.
PT
Pelindo berharap pengusaha Aceh di Jawa mau menggunakan fasilitas
pengangkutan barang langsung via laut dari Pelabuhan Tanjung Priok
Jakarta ke Pelabuhan Malahayati, Krueng Raya Aceh Besar. “Pengusaha yang
membutuhkan fasilitas itu, bisa mendatangi Kantor PT Pelindo, di
Pelabuhan Malahayati, Krueng Raya Aceh Besar,” ujarnya.(her)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar