Bernyanyi Memuji Tuhan

Bernyanyi Memuji Tuhan
Geralda Vania Panjaitan - Gearin Tabitha Panjaitan - Timothy Martin Lumbantoruan (2GT)

Jumat, 29 November 2013

Mengamankan cicilan KPR



BI: Pertumbuhan KPR Oktober Turun 0,54 Persen
 Ilustrasi: Thinkstock
DUA minggu lalu, untuk ke sekian kalinya dalam beberapa bulan terakhir, Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan atau BI Rate secara bertahap. Kini, menjadi 7,5 persen.

Imbasnya mulai terasa. Beberapa hari setelah pengumuman suku bunga oleh BI, ada pemberitahuan dari sebuah bank BUMN. Mereka menaikkan suku bunga kredit pemilikan rumah (KPR) dari 10,5 persen menjadi 11,5 persen. Padahal dua bulan sebelumnya, suku bunga KPR di bank ini masih 9,5 persen. Artinya, sudah naik 2 persen dalam waktu tiga bulan terakhir.

Asumsikan saja Anda punya cicilan KPR dengan saldo utang terakhir Rp 100 juta. Jangka waktu pembayarannya masih delapan tahun lagi. Maka cicilan yang tadinya Rp 1,4 juta per bulan menjadi Rp 1,5 juta, ketika suku bunganya naik 1 persen. Selanjutnya naik lagi menjadi Rp 1,6 juta per bulan ketika dinaikkan kembali sebesar 1 persen.

Tentu kenaikan cicilannya akan lebih besar sejalan dengan sisa saldo KPR. Bahkan lebih besar lagi ketika usia kreditnya masih muda.

Tentu bukan sekadar akibat kenaikan suku bunga. Kenaikan cicilan KPR jadi tambah berat lantaran selama ini menikmati masa suku bunga fixed (tetap) selama satu tahun pertama. Umumnya, karena promo jadi hanya 6-8 persen. Jadi, besaran suku bunganya akan melonjak, misalnya dari 6 persen menjadi 11 persen. Akibatnya, cicilan melonjak drastis.

Apakah semua bank menaikkan suku bunga seperti bank plat merah itu? Boleh dibilang hampir pasti, kecuali bank syariah dengan akad KPR Murabahah (jual-beli).

Namanya juga jual beli, tentu harga jual yang sudah disepakati di awal tidak boleh berubah. Artinya, cicilan KPR yang tidak lain adalah cicilan pembelian rumah dari bank tidak akan mengalami kenaikan.

Dengan cicilan tetap hingga lunas, proyeksi arus kas (cash flow) menjadi lebih mudah. Ketenangan batin juga diperoleh karena tak perlu repot memantau pergerakan suku bunga.

Tapi ingat, di bank syariah bukan hanya akad murabahah yang digunakan. Sekarang bank syariah juga mulai gunakan akad lain yang cicilannya mengambang (floating). Jadi, pastikan kita memahami akadnya sebelum menyetujui.

Namun harus diakui, ada yang beranggapan bahwa akad KPR Murabahah di bank syariah mahal atau cicilannya tinggi. Menurut saya, itu karena konsumen tidak membandingkan fitur kredit yang sama antara bank syariah dengan bank konvensional.

KPR konvensional kerap menggunakan suku bunga mengambang, sehingga wajar berani mematok suku bunga rendah di awal. Jika suku bunga naik, tinggal naikkan saja cicilannya.

Apalagi bank konvensional sering juga memberikan masa promo selama 1 atau 2 tahun pertama dengan suku bunga khusus. Namanya juga promo, tentu sengaja dipatok lebih rendah agar terlihat murah. Namun ingat, itu cuma di awal. Setelah masa iklannya berakhir, kembali ke tingkat suku bunga pasar.

Karena itu, lebih bijak jika membandingkan cicilan KPR Murabahah dengan cicilan KPR yang fixed atau tetap selama suatu periode. Bukan yang promo.

Nah, bagi Anda yang sedang mencicil KPR, dengan kenaikan suku bunga seperti sekarang, bersiaplah membayar cicilan lebih besar. Jika merasa berat, jangan khawatir. Masih ada pilihan. Pindahkan KPR Anda ke bank lain.

Bagi yang sedang mempertimbangkan pembelian rumah, pilihan di tangan Anda. KPR biasa cicilan ringan di awal, tapi ikut naik sesuai suku bunga pasar. Atau, KPR Syariah dengan akad murabahah. Cicilannya tetap, sehingga bisa mengunci risiko.

Apa pun pilihannya, tetap jadikan rumahmu sebagai surgamu.

Salam Berkah,

Kamis, 28 November 2013

Gearin Thabita Panjaitan








Gudang LUMADA Group di Taman Royal






Gudang LUMADA Group di Taman Royal

Jokowi diserbu dan dituntut warga Tobasa

LAGUBOTI – Sabtu (23/11) Pukkul 9.45, Ratusan warga menyerbu Jokowi di simpang empat Pasar Laguboti, Kec. Laguboti. Kab Tobasa. Gubernur DKI Jakarta ini sedang melintas dari Bandara Silangit menuju Kampus Institut Teknologi Del (IT Del), yang berada di Desa Sitoluama. Akibat tertahan angkot yang sedang mangkal di tepi jalan, Jokowi membuka kaca mobil kijang innova hitam yang membawanya, ia bermaksud melambaikan tangan ke arah warga yang sedang berada di tepi jalan yang sedang menonton iringan rombongan Jokowi yang dikawal Patwal Polres Tobasa.

Menyadari sosok Jokowi yang melambai, warga langsung menyerbu mobil tersebut dan memaksa Jokowi turun dari mobil. Sementara kendaraan Patwal Polres Tobasa telah lewat hampir 100 meter. Bahkan beberapa mobil rombongan seperti mobil Pemkab Hmbang Hasundutan dan Pemkab Samosir sudah sampai di lokasi. Dengan kebiasaanya 'menabrak' protokoler, Jokowi dengan senyum dan keramahan khasnya menyempatkan diri turun ke jalan untuk memberi salam hangat kepada masyarakat Laguboti yang antusias menantinya sejak pukkul 9.00 pagi.

Warga saling berebut menyalami, memeluk bahkan mencium sang tokoh yang sedang populer di negeri ini. bahkan ada seorang ibu-ibu separuh baya berteriak,. "Amang Jokowi, hatop ma gabe presiden poang!, nunga mansai lungun roha nami mamereng pamimpin na tigor songon ho" (Pak Jokowi, segeralah jadi Presiden, kami merindukan pemimpin bersih dan jujur sepertimu). Kemudian adalagi celetukan lantang khas logat Batak. "Ompung! Dang holan Par Jakarta nampunasa ho da? hamipe pe berhak do" (Mbah Jokowi, Bukan cuma warga Jakarta loh yang memilikimu, kamipun berhak memilikimu). Jokowi hanya tersenyum lebar menyambut euforia warga yang terhibur dan terharu atas kedatangan tokoh impian tersebut ke tanah Batak.

Beberapa warga dan tukang becak serta pedangang pinggir jalan menyempatkan diri berfoto-foto bersama Jokowi. Tanpa menghiraukan imbauan petugas Patwal yang kembali meminta Jokowi untuk naik ke mobil rombongan, Jokowi bersama warga memanfaatkan waktu 15 menit untuk beramah tamah di tepi jalan.

Kemudian rombongan bertolak menuju desa Sitoluama yang berjarak 3 km dari kota Laguboti. Tiba di Simpang Arjuna, rombongan Jokowi bersama Luhut Panjaitan serta Trimedia Panjaitan terlebih dahulu mengunjungi SMA Unggulan Del yang berbeda lokasi dengan kampus Del. Sampai di lokasi, Jokowi langsung diajak mengunjungi fasilitas sekolah unggulan tersebut yang memang berstandart internasional. Setelah itu Jokowi disambut siswa-siswi yang sudah bebaris di lapangan dan menyambut Jokowi dengan menyanyikan lagu daerah Batak Toba secara paduan suara dan penuh semangat.

Pada kesempatan tersebut, Jokowi memberi ceramah menggunakan toa di tengah terik matahari yang panas. Namun para siswa dan guru serta beberapa warga yang hadir di lokasi tersebut mendengarkan dengan fokus motivasi yang diberikan Jokowi. Menurut Jokowi Sekolah SMA Unggulan Del ini luar biasa fasilitasnya. "Hebat, di desa seperti ini ada sekolah yang bagus sekali fasilitasnya, di Jakarta saja ndak ada sekolah seperti ini. Mestinya siswa harus lebih giat lagi belajar karena didukung fasilitas yang luar biasa begini" Terangnya kepada seluruh siswa.

1385456899727273552

Kemudian Jokowi bersama rombongan bergerak menuju kampus Del setelah sebelumnya memantau pekerjaan pembangunan fasilitas asrama yang sedang dikerjakan oleh kontraktor. Sesampainya di kampus Del yang hanya berjarak 300 meter dari lokasi sekolah, Jokowi langsung mengunjungi beberapa fasilitas yang berada di kampus tersebut. Lalu Jokowi berjalan menuju tepi Danau Toba yang berada di belakang lokasi kampus. Jokowi terkagum melihat pemandangan indah ke arah danau. "Bagus sekali yah, wah...wah luar biasa" ungkap Jokowi sambil menggelengkan kepala. Setelah itu, Jokowi menuju ruang audiotorium tempat diadakannya Kuliah Umum. Hadirin yang hadir di antaranya adalah, siswa, mahasiswa, guru, dosen, staff, masyarakat umum, wartawan, perangkat desa Sitoluama, dan beberapa undangan dari Pemkab sekitar Toba. Namun sayangnya Bupati Tobasa, Kasmin Simanjuntak tidak hadir.

Ada kejadian lucu saat Jokowi diminta untuk memberikan ceramah, setelah sebelumnya Rektor IT Del memberikan kata sambutan pembuka acara tersebut. Jokowi beranjak dari kursinya dan mengambil stand mic yang berada di depan kelompok paduan suara yang berada di sisi kanan panggung. Lalu membawanya ke tengah panggung sambil menarik-narik kabelnya dan menggunakannya untuk memaparkan materi pembicaraannya tidak jauh dari para audiens. Jokowi tidak menggunakan podium kehormatan yang sudah disediakan panitia. Sontak tindakan spontan Jokowi itu mengundang gelak tawa hingga memecah kekakuan suasanan ruang gedung pertemuan.

Tingkah spontan Jokowi ini memang kerap terjadi. Beliau tidak pernah suka hal-hal formal. "Biar lebih deket", kata Jokowi memulai ceramahnya. Lalu Jokowi menyampaikan pengalamannya sejak menjadi tukang kayu hingga 'kecelakaan' menjadi Walikota Solo, dan kembali mengalami 'kecelakaan' menjadi Gubernur DKI. Tanpa teks, bak Soekarno berpidato, Jokowi berbicara sambil sesekali melucu seperti seorang stand up commadian beraksi dipanggung.

1385456981597187837

Setelah kurang lebih 45 menit berceramah, sesi tanya jawab dibuka moderator. Puluhan siswa berebut mangacungkan tangan untuk bertanya.  Seluruh pertanyaan-pertanyaan sederhana dan cerdas dari para siswa dijawab Jokowi dengan sederhana dibumbui tawa. Namun ada satu pertanyaan dari salah satu siswi sekolah yang cukup menarik perhatian para hadirin. "Kami semua di sini meng-idolakan bapak, lalu siapa yang bapak idolakan?" tanya seorang siswi. Jokowi terdiam sejenak, suasana gedung hening menunggu jawaban Jokowi. Kemudian Jokowi menjawab dengan aksen yang pelan dan tenang "Saya meng-idolakan Bung Karno, Beliau seorang pemimpin yang berani memimpin bangsa besar", secara reaksioner tepuk tangan yang cukup keras menyambut jawaban Jokowi yang terkesan patriotis

Usai diskusi yang cukup padat dan bermanfaat, Jokowi memenuhi permintaan para siswa dan mahasiswa untuk bernyanyi, manortor dan foto bersama-sama.

1385458228285629032

Setelah acara Kuliah Umum ditutup, Jokowi diserbu warga dan wartawan di luar gedung. Wartawan mengajukan pertanyaan kepada Jokowi tentang harapan kebanyakan masyarakat Indonesia, khususnya warga Tobasa yang meminta beliau menjadi Presiden RI.  Jokowi hanya menjawab "Tidak mikir...tidak mikir,...tidak mikir! Kalau mau tanya tentang Jakarta, silahkan!"

13854585771895549551

Setelah menyelesaikan perhelatannya di kampus IT DEL, rombongan Jokowi bertolak ke Balige menuju Kantor DPC PDIP Tobasa. Sepanjang jalan Jokowi membuka kaca mobil dan sesekali melambaikan tangan ke arah warga yang menyapanya di sepanjang jalan.

Sesampainya di Balige, jalan macet persis di depan onan (pasar tradisional). Rombongan kembali terhambat oleh keramaian warga.  Jokowi memutuskan turun dari kendaraan dan berjalan kaki menuju kantor DPC PDIP yang berjarak kurang lebih 100 meter dari lokasi kemacetan sambil sesekali menyalami warga Balige. Warga pun dengan antusias menyambut Jokowi. Bahkan inang-inang (ibu-ibu) dan ompung-ompung (nenek-nenek) berebutan memeluk Jokowi.

1385458873171119220

Di kantor DPC PDI Perjuangan, para pengurus sudah mempersiapkan acara singkat mangulosi (memberikan ulos pertanda kasih sayang dan doa) kepada Jokowi agar kelak menjadi pemimpin bangsa ini. Usai mangulosi, Jokowi kembali di serbu warga. Salah satu dari warga berteriak dari keramaian. "Ompung Jokowi, ingkon gabe presiden do ho, molo dang, dang mamillit hami" (Mbah Jokowi, kamu harus jadi capres, kalau tidak, kami tidak akan memilih sama sekali"

13854592081483622206

Usai bercengkrama dengan warga Tobasa, Jokowi dan rombongan bertolak ke Bandara Silangit pada pukkul 13.30  untuk kembali ke Jakarta. Pesawat yang membawa rombongan Jokowi, Luhut  Panjaitan dan Trimedia Panjaitan take off pukkul 14.05 dari Silangit.

Dibaca : 1607 kali
Penulis : Partoba Pangaribuan